Militer Israel menyatakan akan merespons kasus ini
secepatnya. Namun, tak memberikan penjelasan mengapa peristiwa ini terjadi di
Hebron, pada Rabu malam, 12 Desember 2012 itu. "Komandan brigade daerah
akan melakukan penyelidikan," kata Juru Bicara Angkatan Bersenjata Israel,
Avital Leibovich melalui e-mail.
Dua jurnalis itu, Yousri Al Jamal dan Ma'amoun Wazwaz,
menyatakan, patroli berjalan kaki menghentikan mereka saat berkendara dekat
titik pemeriksaan, di mana seorang remaja Palestina sebelumnya ditembak mati
oleh penjaga perbatasan Israel. Mobil mereka jelas ditandai dengan tulisan "TV"
dan mereka berdua mengenakan jaket biru bertuliskan "Press" di bagian
depan.
Para tentara ini tidak membiarkan dua jurnalis ini
mengeluarkan kartu pengenal resmi mereka, malah menelanjanginya hingga hanya
memakai celana dalam, duduk di jalanan dengan kedua tangan di kepala. Dua
jurnalis Palestina lainnya yang salah satunya bekerja untuk stasiun televisi
yang berafiliasi dengan Hamas juga diperlakukan sama.
Salah satu tentara lalu menembakkan gas air mata ke arah
para jurnalis. Jelas saja, para jurnalis berhamburan lari, Jamal dan
Wazwaz pergi ke kendaraan mereka yang
seketika penuh dengan gas air mata. Mereka mencoba mengemudi, namun 200 meter
kemudian harus berhenti, karena mulai keracunan gas. Wazwaz kemudian harus
dilarikan ke rumah sakit.
Tentara Israel lalu mengambil dua kedok gas air mata dan
satu kamera video dari dalam mobil. Kamera ini kemudian ditemukan diabaikan di
pinggir jalan.
Pemimpin Redaksi Reuters, Stephen J Adler, menyatakan
mengutuk perlakuan buruk atas jurnalis-jurnalisnya. Reuters mendaftarkan
gugatan kepada otoritas militer Israel.
Ketegangan berulang-ulang terjadi di Hebron, karena hasil
dari lemparan batu anak-anak muda. Muhammad al-Salameh, 17 tahun, ditembak mati
di dekat rumahnya karena dituduh Israel menggunakan senapan yang belakangan
diketahui ternyata senapan mainan. (http://www.islamedia.web.id/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar