Dakwah itu persis seperti sebuah perjalanan.. Perjalanan
menuju tujuan utama, perjalanan di penghujung tujuan.. coba bayangkan
perjalanan yg pernah kita lalui. Bagaimana? Menyenangkankah? Atau ada
perjalanan yg begitu membosankan? Atau bahkan perjalanan kita belum ada yg
terasa membekas…
Jalanan yg panjang terkadang membuat kita tidak bersabar
untuk sampai ditujuan. Pertanyaan2pun mulai bergentayangan di kepala.. “hmm,
berapa lama lagi sih sampainya?” belum lintasan fikiran itu selesai, sudah
muncul lagi pertanyaan yg baru, “masih jauh lagi ndak ya? Dah capek nih..” ya,
begitu juga dakwah. Jalannya panjang banget… bahkan ujungnya tak nampak. Hanya
dengan menguatkan kesabaran dan keistiqamahan yang bisa membuat kita tetap
mengarungi perjalanan dakwah ini.
Dalam mengarungi perjalanan dakwah perlu kehati-hatian.. apalagi ketika sudah menemukan tikungan-tikungan dakwah. Tidak sedikit kemudian orang bisa keluar jalur, karena tidak bisa menjaga kestabilan ketika mengarunginya.. tetapi juga banyak yang berhasil melewatinya.
Nah kali ini, aku coba ingin membagi beberapa jenis tikungan
dalam dakwah…
1.
Tikungan Merasa Puas dengan amal kebaikan
Rasa berpuas diri adalah tikungan berbahaya bagi aktivis
dakwah.. merasa sudah banyak memberi, merasa sudah cukup dalam berkontribusi
merupakan tikungan yang banyak menjungkalkan para dainya. Rasa puas diri ini
menyebabkan para dai sudah mulai enggan untuk berkontribusi, “ kan kemarin aku
sudah, masa aku lagi?”, atau “nde, yg lain lah… aku2 terus” mungkin juga yg ini
akrab ditelinga kita “masa kerja seperti ini, masih aku juga… adek2 baru tuh
suruh, dah ndak jamannya lagi aku turun tangan”. Gimana? Pernah dengar
celotehan seperti itu? Atau kita pernah merasa seperti itu? Kalau pernah, aku,
kamu dan kita semua berarti sedang berada ditikungan maut dakwah.. dan
bersiap-siaplah untuk terpental keluar dari jalur dakwah ini.. Karena
sesungguhnya ketika sudah muncul perasaan puas dalam amal-amal kebaikan ini,
maka sesungguhnya pada saat yg bersamaan akan muncul rasa enggan untuk
melakukan aktifitas2 kebaikan lagi. Padahal belum ada jaminan, terhadap amal
yang telah kita lakukan akan diterima Allah.. Oleh karena itu, jangan berhenti
sobat. Teruslah bersemangat untuk mengisi kantung2 amal kebaikan kita..
dimanapun dan kapanpun, karena dakwah tidak tersekat ruang dan waktu..
2.
Tikungan Merasa yg paling berjasa
Tikungan ini tidak kalah berbahayanya dari yang pertama.
Karena ia akan menggerogoti sedikit demi sedikit kantung2 amal kita. Sehingga
tanpa disadari butiran2 amal yg telah kita kumpulkanpun berserakan ditikungan
jalan ini. “untung ada aku, kalau ndak sudah berantakan dakwah ini”.. “aku kan
sudah bilang dari dulu, dakwah ini akan sempoyongan tanpa ku” atau “aku sudah
pengalaman dah dalam dakwah ini, asam garam dah banyak kunikmati, coba
bayangkan seandainya dulu tidak ada aku di sini”.. gimana? Kalau yang ini
pernah dengar ndak celetukannya? Atau sudah menjadi darah daging kita juga?.
Semoga tidak.. karena ini menunjukkan tinggkat keikhlasan kita. Ini menunjukkan
orientasi kerja-kerja kita. Di tikungan ini akan benar-benar nampak untuk siapa
kita bekerja. Ditikungan ini akan terlihat kepada apa kita bekerja. Ketika
perasaan yang paling berjasa sudah mulai muncul di relung2 hati aktivis dakwah,
maka secara perlahan sesungguhnya nilai-nilai keikhlasan kita mulai memudar.
Yang akhirnya akan membawa kita keluar terlempar ditikungan ini… amalan yg
tidak bernilai, amalan yg tidak berisi, amalan yg tidak berbuah. Astagfirullah..
Rasanya tidak sanggup menuliskan tikungan2 berikutnya…
semoga dua tikungan ini saja mampu membuat kita segera terbangun untuk kemudian
menjaga stabilitas perjalanan dakwah kita. Agar kemudian kita terhindarkan dari
lompatan maut tikungan, agar kemudian kita sampai di penghujung perjalanan,
agar kemudian kita bisa bersua dengan Kekasih Alam di penghujung jalan, agar
kemudian senyuman kita menghantarkan pada kemuliaan..
Ya Allah
lindungilah kami dan kuatkan kesabaran kami
Karena kami
yakin ujian perjalanan ini tidak hanya tikungan, tetapi ada juga tanjakan,
turunan bahkan jalan yg lurus dan datar pun bisa menjadi ujian bagi kami.
Hanya kepada
Mu, kami berserah diri…
Di sudut meja, di dalam ruangan 3x2,5m…
Menantikan bulir-bulir tinta selanjutnya..
Salam Ukhuwah..
Dragun Alqalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar